Penulis :

Siti Nurada
Program Studi Pendidikan Sendratasik
Universitas Negeri Makassar

Tari Li Tu Tu merupakan hasil kajian kritis terhadap konsep tunggu tubing pada suku Semendo. Membahas tentang kedudukan dan peran anak pertama serta perannya dalam mengelola dan memelihara harta warisan keluarga, khususnya dalam konteks masa kini. Mulai dari tari piring kuadai, koreografi Ayu Permata Sari tampil dalam format yang memungkinkan berbagai interpretasi, sesuai dengan pengalaman masing-masing penonton.

Kesan pertama bagi saya yang belum pernah menonton tari kontemporer, mengamati tarian Li Tu Tu ini saya hanya menebak-nebak isi cerita yang hendak disampaikan, tapi dengan membaca sinopsis tarinya, masing-masing penonton bebas menginterpretasi maka hal itu bukan masalah yang dapat membuat saya tidak menontonnya terus sampai selesai. Tarian Li Tu Tu ini memiliki gerak sederhana, tetapi dibalik kesederhanaan tersebut dibutuhkan konsentrasi tinggi pada penarinya untuk menjaga stabilitas tenaga dan posisi gerakan agar piring tidak meleset saat dilempar dan diterima. Gerak pelan sangat enak dinikmati karena disajikan secara virtual, dibantu dengan kamera yang dapat berpindah sehingga penonton dapat menikmati geraknya dari berbagai sudut pandang. Menonton tari-tarian kontemporer di IDF 2020 adalah pengalaman pertama dan sangat berharga bagi saya.