Loading Events

Tiga penari menunggangi gerakan berirama, mereka dalam keadaan yang sedang ditunggangi, oleh wewangian atau mantra, ingatan-ingatan bencana meliputi itu. “Museum II: Ridden” adalah sebuah pertunjukan yang berpusat pada eksplorasi tubuh yang bermutasi dan bersiap siaga.

Karya ini merupakan bagian dari rangkaian “The Museum” yang digarap Leu Wijee sejak tahun 2018, yang mana dia merefleksikan potensi hubungan antara bencana dan tari. Bersama Mio Ishida, “Museum II: Ridden” mengajak kita menengok pengalaman paling purba yang turut membentuk peradaban manusia: tubuh-tubuh pasca bencana.

Choreography and Scenography : Leu Wijee | Collaborator & Co-research: Mio Ishida | Dancer: Leu Wijee, Mio Ishida, Syanindita Prameswari | Lighting Designer: Mamedz Slasov | Artistic Crew: Unknown | Organized: WijeesWorks

  • Leu Wijee

    Leu Wijee adalah koreografer dan penari kelahiran Sulawesi tahun 1998, dan saat ini tinggal di Palu dan Jakarta. Ia memulai karier secara otodidak sebagai penari jalanan dan sempat berlatih bentuk tari tradisi dan kontemporer Indonesia dalam Animal Pop Dance, di bawah arahan Jecko Siompo (2014-2019). Eksplorasi karyanya berfokus pada bagaimana penciptaan koreografi terinspirasi dan terpengaruh oleh alam, gerak, dan manusia itu sendiri.

  • Mio Ishida

    Mio Ishida adalah aktor dan penari kelahiran Jepang yang saat ini tinggal di Tokyo. Ia lulus dari program teater dan tari di JF Oberlin University College of Performing and Visual Arts. Di kampus, ia banyak mempelajari tari kontemporer, balet klasik, dan teater bahasa sehari-hari (colloquial) kontemporer, ia juga banyak tampil di teater drama.

Go to Top