TELUSUR TARI-Gymnastik Emporium

Seperti namanya, Gymnastik Emporium (GE) mengingatkan kembali akan keluasan praktik senam sebagai bentuk koreografi yang paling dekat dengan warga. Tidak hanya itu, senam juga merupakan ingatan kolektif koreografer GE yang mengalami masa Orde Baru; di mana senam merupakan sebuah publik kontrol kesehatan sosial. Kolektif seni pertunjukan asal Yogyakarta ini terdiri dari Muhammad Abe (produser), Irfanuddien Ghozali (dramaturg), Abdi Karya (koreografer), dan Ari Dwianto (koreografer), Vandy Rinaldi (pengamat dan penata musik), serta Kurnia Yaumil Fajar (fotografer, penata visual dan pengamat pengarsipan); namun pada praktiknya mereka bekerja dengan berbagai lapisan masyarakat yang dekat dengan gerak senam; seperti guru olahraga dan instruktur profesional.

Bagi GE, walau senam dipandang sebagai cara negara mengkoreografikan masyarakat, GE ingin melihatnya dengan cara lain; bahwa ini bisa diartikan bahwa anggota masyarakat saling menatap dan bergerak bersama. Dengan kata lain, senam dapat diklaim ulang, dari milik negara menjadi milik rakyat. Kolektif ini memang berangkat dari pelaku seni teater, namun GE mencoba menunjukkan bahwa seni pertunjukan, baik teater maupun tari, dapat berkelindan dalam suatu praktik multidisiplin. Selain itu, eksperimentasi tetap dilakukan, dengan mencairkan batas penonton dan penampil; bahwa penonton juga dapat berpartisipasi pada pertunjukan dan sama-sama menjadi bagian dari kewargaan.

Profil Koreografer

  • Gymnastik Emporium

TELUSUR TARI-Gymnastik Emporium

Seperti namanya, Gymnastik Emporium (GE) mengingatkan kembali akan keluasan praktik senam sebagai bentuk koreografi yang paling dekat dengan warga. Tidak hanya itu, senam juga merupakan ingatan kolektif koreografer GE yang mengalami masa Orde Baru; di mana senam merupakan sebuah publik kontrol kesehatan sosial. Kolektif seni pertunjukan asal Yogyakarta ini terdiri dari Muhammad Abe (produser), Irfanuddien Ghozali (dramaturg), Abdi Karya (koreografer), dan Ari Dwianto (koreografer), Vandy Rinaldi (pengamat dan penata musik), serta Kurnia Yaumil Fajar (fotografer, penata visual dan pengamat pengarsipan); namun pada praktiknya mereka bekerja dengan berbagai lapisan masyarakat yang dekat dengan gerak senam; seperti guru olahraga dan instruktur profesional.

Bagi GE, walau senam dipandang sebagai cara negara mengkoreografikan masyarakat, GE ingin melihatnya dengan cara lain; bahwa ini bisa diartikan bahwa anggota masyarakat saling menatap dan bergerak bersama. Dengan kata lain, senam dapat diklaim ulang, dari milik negara menjadi milik rakyat. Kolektif ini memang berangkat dari pelaku seni teater, namun GE mencoba menunjukkan bahwa seni pertunjukan, baik teater maupun tari, dapat berkelindan dalam suatu praktik multidisiplin. Selain itu, eksperimentasi tetap dilakukan, dengan mencairkan batas penonton dan penampil; bahwa penonton juga dapat berpartisipasi pada pertunjukan dan sama-sama menjadi bagian dari kewargaan.

Profil Koreografer

  • Gymnastik Emporium

TELUSUR TARI-Gymnastik Emporium

Seperti namanya, Gymnastik Emporium (GE) mengingatkan kembali akan keluasan praktik senam sebagai bentuk koreografi yang paling dekat dengan warga. Tidak hanya itu, senam juga merupakan ingatan kolektif koreografer GE yang mengalami masa Orde Baru; di mana senam merupakan sebuah publik kontrol kesehatan sosial. Kolektif seni pertunjukan asal Yogyakarta ini terdiri dari Muhammad Abe (produser), Irfanuddien Ghozali (dramaturg), Abdi Karya (koreografer), dan Ari Dwianto (koreografer), Vandy Rinaldi (pengamat dan penata musik), serta Kurnia Yaumil Fajar (fotografer, penata visual dan pengamat pengarsipan); namun pada praktiknya mereka bekerja dengan berbagai lapisan masyarakat yang dekat dengan gerak senam; seperti guru olahraga dan instruktur profesional.

Bagi GE, walau senam dipandang sebagai cara negara mengkoreografikan masyarakat, GE ingin melihatnya dengan cara lain; bahwa ini bisa diartikan bahwa anggota masyarakat saling menatap dan bergerak bersama. Dengan kata lain, senam dapat diklaim ulang, dari milik negara menjadi milik rakyat. Kolektif ini memang berangkat dari pelaku seni teater, namun GE mencoba menunjukkan bahwa seni pertunjukan, baik teater maupun tari, dapat berkelindan dalam suatu praktik multidisiplin. Selain itu, eksperimentasi tetap dilakukan, dengan mencairkan batas penonton dan penampil; bahwa penonton juga dapat berpartisipasi pada pertunjukan dan sama-sama menjadi bagian dari kewargaan.

Profil Koreografer

  • Gymnastik Emporium

Episode Telusur Tari :