Hantu koreografi di konteks pameran arsip ini tidak berhubungan dengan konsep astral sebagai ruang berbagai fenomena psikis dan paranormal berasal. Hantu koreografi di sini justru lekat dengan konsep sejarah materialisme sebagai ruang berbagai fenomena budaya dan praktik artistik tari dibentuk.

Takusai oleh Hartati
Dok. Arsip IDF 1992
Pameran arsip ini disusun untuk menandai dan mengenali hantu koreografi yang membayang-bayangi laku tari kita di masa lampau dan diwariskan kepada kita hari ini.
Arsip IDF yang telah dibangun selama 30 tahun merekam beragam praktik tari dari dalam dan luar negeri yang telah dipentaskan di festival ini. Oleh karena telah mampu bertahan untuk berperan di dalam pengembangan seni tari selama 30 tahun melalui gelar festival tari dan program-program edukasi, IDF diperhitungkan sebagai salah satu festival tari Indonesia bertaraf internasional yang penting dan memiliki posisi dalam menentukan nilai estetika tari kontemporer Indonesia. Meskipun demikian, IDF tidak lahir dari ruang kosong, tidak pula tumbuh sebagai kekuatan kesenian yang sepenuhnya otonom karena IDF lahir dan tumbuh dari tukar tangkap dan tarik ulur beragam nilai dan kepentingan di dalam gerak kebudayaan.

Gandrung Salathun oleh Dedy Luthan
Dok. Arsip IDF 1992
Pameran arsip ini menawarkan sudut pandang untuk membaca IDF bukan hanya sebagai pendukung produksi karya tari, gelaran karya tari, atau pasar tari kontemporer Indonesia, tetapi sebagai situs wacana di mana kita akan dapat membaca paruh bagian sejarah tari Indonesia dalam keterkaitannya dengan dinamika di luar medan tari Indonesia yang mempengaruhinya. Melalui sudut pandang ini, posisi IDF sebagai pembentuk sistem tari akan digeser menjadi salah satu komponen sistem tari yang turut dikoreografi oleh dinamika sosial politik yang menaunginya. Alih-alih menyusun perjalanan IDF selama 30 tahun secara kronologis, pameran ini menandai epiphany yang menjadi episode-episode kunci perkembangan visi estetika IDF yang bertautan dengan dinamika medan seni tari, situasi ekonomi politik kebudayaan di tingkat nasional, regional, dan global, serta perkembangan teknologi komunikasi digital. Selain itu, kita juga akan dapat membaca kecenderungan estetika karya-karya tari yang muncul pada episode-episode kunci tersebut. Melalui daya rasa kritis, kita mengenali hantu koreografi yang membayang-bayangi laku tari yang diwariskan kepada kita hari ini. Barangkali, kita juga akan mulai mengenali hantu-hantu koreografi di kehidupan sehari-hari yang terus menerus memperebutkan kedaulatan, menguasai, mendefinisikan identitas, mendisiplinkan tubuh kita.
Informasi tentang acara: