Restu Gunawan

Saat ini menjabat sebagai direktur pembinaan tenaga dan lembaga kebudayaan di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia. Ia meraih gelar sarjana sejarah dari Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), dan melanjutkan master serta doktor di bidang sejarah di Universitas Indonesia.

Katharina Kucher

Bersama Isa Köhler, Katharina Kucher mengambil alih posisi sebagai co-director Internationale Tanzmesse NRW 2021. Hingga kemudian ia bertindak sebagai head of project dan contract management di HAU Hebbel am Ufer, di Berlin. Sebelumnya, ia bekerja sebagai peneliti lepas untuk Kulturpolitische Gesellschaft e.V. dan menulis beberapa studi tentang pengembangan budaya dan pendanaan budaya.

Arsita Iswardhani

Arsita Iswardhani adalah aktor, pencipta pertunjukan, dramaturg, dan anggota kolektif Teater Garasi / Garasi Performance Institute, yang berbasis di Yogyakarta, Indonesia. Ia mendalami metode penciptaan pertunjukan melalui berbagai pendekatan lintas budaya dan lintas disiplin, mempelajari seni bela diri, tari Jawa, Metode Suzuki, dan etnografi jasmani sebagai sarana pertunjukan.

Jeannie Park

Berasal dari California, Jeannie pindah ke Yogyakarta tahun 1996. Ia adalah seorang praktisi tari Jawa dan merupakan orang non-Jawa pertama yang diterima di Keraton Yogyakarta sebagai penari. Saat ini ia bertugas sebagai direktur eksekutif organisasi nirlaba dan landmark budaya Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK) di Yogyakarta, Indonesia.

Yudi Tadjudin

Yudi dikenal sebagai salah satu sutradara eksperimental yang mendorong estetika teater Indonesia ke tahap berikutnya, dan telah mementaskan karyanya di forum-forum internasional di Asia, Eropa, Amerika, dan Australia. Ia adalah salah satu pendiri Teater Garasi - kolektif seniman lintas disiplin di Yogyakarta.

Sari Majid

Sejak usia anak-anak, ia telah terjun ke dunia drama dan aktif di kelompok drama asuhan Kak Yana. Sejak 1978 hingga sekarang, Sari terlibat di kelompok Teater Koma sebagai aktris, manajer panggung, manajer produksi, dan sutradara.

Farah Wardani

Farah Wardani adalah sejarawan seni dan kurator yang saat ini bertugas sebagai direktur Jakarta Biennale 2021, dan anggota komite seni rupa di Jakarta Arts Council. Sebelumnya, Farah bekerja sebagai direktur eksekutif Indonesian Visual Art Archive (IVAA) di Yogyakarta, di mana ia mengerjakan arsip digital IVAA, sebuah kerja pengarsipan digital seni kontemporer pertama di Indonesia.

Ayu Utami

Ayu Utami adalah seorang penulis Indonesia peraih penghargaan Prince Claus Award tahun 2000. Ia adalah salah satu pendiri Aliansi Jurnalis Independen (AJI) yang kemudian dilarang oleh rezim militer orde baru. Novel pertamanya “Saman” (1998), yang diterbitkan beberapa hari sebelum Soeharto lengser, mendapat banyak pujian dari kritikus sastra dan menjadi bestseller serta ikon spirit kebebasan selama masa perubahan politik (Reformasi) di Indonesia.

Kennya Rinonce

Kennya Rinonce adalah seorang pendongeng yang menggunakan teater, tari, dan live-events sebagai media kreatifnya (Drupadi ID—2018). Ia pernah terlibat dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui residensi seni di Selandia Baru (Pegiat Budaya), serta Badan Ekonomi Kreatif Indonesia lewat pengembangan program komunitas tari di Wakatobi, Sulawesi, Indonesia.

Yacobus Ari

Yacobus Ari R (l. 1991, tinggal dan bekerja di Bandung) adalah pengajar seni dan kurator. Ia tergabung dalam staf ajar Integrated Arts - Fakultas Filsafat Universitas Parahyangan, dengan sejak sebelumnya telah menguratori, menulis, dan meneliti untuk berbagai presentasi pameran dan proyek seni.

Heru Joni Putra

Heru Joni Putra lahir 13 Oktober 1990 di Payakumbuh, Sumatra Barat. Lulusan Sastra Inggris FIB Universitas Andalas dan Cultural Studies FIB Universitas Indonesia. Buku pertamanya berjudul “Badrul Mustafa” (2017) beroleh penghargaan sebagai Buku Puisi Terbaik versi Majalah TEMPO 2018 serta Wisran Hadi Award 2019 dan telah diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh George A Fowler dengan judul “Will Badrul Mustafa Never Die: Verse from the Front” (2020).

Sankar Venkateswaran

Sankar Venkateswaran adalah sutradara teater yang belajar penyutradaraan di School of Drama and Fine Arts, University of Calicut, setelahnya ia berlatih di Theatre Training and Research Programme, Singapura. Pada tahun 2007, ia mendirikan Theatre Roots & Wings. Ia menerima Beasiswa Ibsen dari Teater Ibsen, Norwegia, untuk “Tribal Ibsen Project” yang merupakan lanjutan dari karyanya dengan penduduk asli di lembah pegunungan Attapadi, Kerala tahun 2013.

Mandeep Raikhy

Mandeep Raikhy adalah praktisi tari yang berdomisili di New Delhi. Ia berlatih di Trinity Laban dan bekerja bersama Shobana Jeyasingh Dance Company, di London selama beberapa tahun. Ia telah menciptakan dan melakukan tur secara ekstensif untuk banyak karya tarinya, terutama “Inhabited Geometry” (2010), “male ant has straight antennae” (2013), dan “Queen Size” (2016).

Go to Top