Loading Events

Karya ini memantulkan berbagai pengalaman yang dialami oleh Megatruh dan siswa Sekolah Dasar di era 1980-2000an di berbagai wilayah Indonesia. Nama “Budi” amat melekat dalam ingatan para siswa di era tersebut karena tercantum dalam buku peraga pelajaran Bahasa Indonesia “Ini Budi” yang didistribusikan dan digunakan di sekolah-sekolah di pelosok negeri, sehingga nama tersebut menjadi istilah yang diciptakan dan diseragamkan untuk menggambarkan sosok siswa yang ‘baik’ di mata guru. Fenomena ini membentuk pengalaman siswa yang seragam, tanpa menghiraukan pemikiran alternatif, dengan target mengikuti silabus tanpa mengembangkan potensi dan daya kreatif siswa dalam proses pendidikan. Refleksi Megatruhakan adanya sosok penguasa yang melakukan penyeragaman atau “pem-budi-an”, di mana seorang guru atau pengajar pun dapat menjadi sosok yang memiliki kuasa dalam sistem besar yang melakukan “pem-budi-an” tersebut. Pendidikan seolah dijadikan sebuah permainan bagi yang berkuasa, seperti layaknya sebuah bola. Pemikiran dan metode Theater of the Oppressed oleh Augusto Boal diaplikasikan oleh Megatruh sebagai bingkaian refleksi dan akses untuk mengajak penonton menjadi partisipan yang terlibat aktif dari karyanya. Melalui teknik Boal yang inklusif, Megatruh mengharapkan terjadi proses pemberdayaan dan demokratisasi, sebuah kesaksian bahwa semua kalangan berhak turut berperan dalam menentukan arah suatu masyarakat.

Koreografer: Megatruh Banyu Mili | Penari: Widi Pramono, Putri Lestari, Megatruh Banyu Mili | Dramaturgi: Ahmad Jalidu | Penata Cahaya: Ign. Zordy | Penata Kostum: Megatruh Banyu Mili | Penata Musik: Cahya Kalatidha | Musisi: Cahya Kalatidha, Revi Perkasa Alam, Pramesti

  • Megatruh Banyu Mili

    Megatruh Banyu Mili adalah penari dan koreografer asal Yogyakarta yang mulai aktif dalam dunia seni pertunjukan sejak 2010 bersama Bengkel Mime Theater dan Teater Garasi/Garasi Performance Institute.

Lawatari

Lawatari dibentuk dari gabungan dua kata – lawat dan tari. Gabungan ini mewakili gagasan Indonesian Dance Festival (IDF) untuk terhubung dengan pegiat seni pertunjukan di luar Jakarta melalui pementasan karya. Diadakan dalam kolaborasi dengan mitra lokal, program ini membawa semangat berkunjung dan mengenal konteks di area-area yang disambangi. Lawatari diadakan di Makassar, Padang Panjang, dan Yogyakarta sebagai bagian dari seri program Road to IDF 2024.

Go to Top